About Me

Foto saya
Bantaeng, Sul-sel, Indonesia
Yg jeLas Baikkk deCh...

Naskah drama

Babak I
Di pagi hari yang cerah mulai menyinari dunia ciptaan Nya. Tampak puiula di salah satu pojok dunia, kuasa-Nya membahana dalam lingkup cerah serta damai. Itulah pondok pesantren “akhlakul Qarimah”. Pondok ini terletak di jalan Sunan Kali Jaga, Kota Bantaeng, Sul Sel. Pondok pesantren ini terdiri atas 2 pondok utama. Pondok santri dan pondok santriwati.
Pagi itu pondok santri terlihat berbagai kesibukan. Ada santri yang mulai membersihkan halaman, begitupun di pondok santrwati, semuanyta terlihat sibuk membersihkan.
Tampak di depan Gapura pesantren, dua orang sedang berjalan hendak memasuki pesantren. Mereka kelihatan akrab.
Afif : Ta, yakin ini jalan yang terbaik?
Mitha : Iya Fif, aku yakin ini jalan yang terbaik untuk semuanya, lagian ini pesantren. Pasti di mata masyarakat anggapannya selalu positif. Ini juga karena orang tua kita tidak akur.
Afif : Ya, saya harap sih begitu. Ayo kita masuk!
Mitha : Baiklah.

Mereka lalu memasuki pesantren. Setelah setengah perjalanan mereka berpisah, masing-masing pergi ke pondoknya. Afif menuju ke pondok santri sedangkan Mitha menuju ke pondok santriwati.

Babak II
Lama mencari akhirnya Mitha sampai ke ruang Kantor. Diapun masuk dengan langkah perlahan.
Mitha : Assalamu alaikum
Guru I : Waalaikum Mussalam, silahkan masuk.
Mitha : Maaf Bu, saya ingin bertemu umi Fatimah, Ibu saya bilang sebelum masuk, harus menemui Umi Fatimah.
Guru I : Oh kamu siswa baru itu yah!
Mitha : Iya Bu
Guru I : Oh ya nak, panggil ibu Umi saja, semua Ibu Guru di sini panggil Umi saja. Sini nak Umi antar.
Mitha : Iya, terima kasih Umi.
Mereka lalu masuk keruangan Umi Fatimah. Beliau adalah guru yang menangani murid baru.
Guru I : Assalamu alaikum Umi, ada Mitha mau bertemu.
Umi Fatimah : Kemarin Ibu Mitha sudah datang kesini mengurus kepindahan Mitha, semuanya sudah siap. Sekarang tinggal Mitha saja. Nanti Umi antar ke kamar kamu.
Mitha : Baik Umi (setengah terpaksa)

Babak III
Di tempat yang sama, tapi pondokan yang berbeda, Afif muali memasuki suatu ruangan, sepertinya ruang kantor.
Afif : Assalamu alaikum.
Pak Guru : Waalaikum Mussalam, cari siapa nak?
Afif : saya Afif putra Wardhana Pak, saya murid pindahan. Kalau tidak salah kemarin orang Tua saya sudah mengurusnya.
Pak Guru : Oh, kamu anaknya Pak Wardhana ya? Ayo silahkan masuk. Saya Pak Syamsuddin.
Afif : Iya terima kasih Pak.
Pak Guru : Baiklah Afif, bapak telah diberi kepercayaan oleh Ayahmu untuk menjaga dan mendidik kamu di pesantern ini. Bapak harap kamu dapat nyaman tinggal di sini dan tentunya kamu juga harus menaati peraturan yang adda di pesantren ini.
Afif : Baik Pak!
Pak Guru : Baiklah, kamu tunggu di sini, bapak panggil Pak Rahman untuk mengantar kamu ke pondokan.
Afif : Baik Pak!
Ketika Pak Syamsuddin meninggalkan ruangan itu, Afif mendengus sendiri.
Afif : Huh! Andai bukan karena Orang Tua, Aku tidak bakal tinggal di tempat ini.
Pak Rahman : Ayo Afif, Bapak antar!
Afif : (kaget) heh.. Iya Pak.

Babak IV
Umi Fatimah lalu mengantar Mitha ke Pondoknya. Dan iya meperkenalkan Mitha dengan santriwati yang lain. Sesampainya di pondok kamar Mitha.
Umi Fatimah : Baiklah Mitha, ini kamar kamu mari masuk.
Mitha : (mendengus), iya umi.
Umi Fatimah : Assalamu alaikum. Baiklah ukhti, disini Umi perkenalkan ukhti baru di lingkungan kita namanya Mitha Permadi.
Ukhti Ira : Oh, nih siswa baru itu ya Umi....
Ukhti Nur : Selamat datang ukhti, saya, Nurhidaya, tapi panggil saja nur.
Mitha : I...ya... saya Mitha....
Ukhti Mila : Hai ukhti !!! (melompat girang, ceria). My name is Mila, nice to meet you!. He...he...he. namanya hampir sama ya! Mi-tha Mi-la, nanti bisa akrab ya??? (menggandeng tangan Mitha).
Umi fatimah : Mila, jangan terlalu begitu, dik Mitha ini masih lelah.
Mila : Ah, tidak kok Umi, iya kan Mitha???
Mitha : Eh...i..ya!!! (sungguh mimpi buruk baginya).

Babak V
Di pondokan Afif juga demikian Pak Rahman mengantarnya ke kamar Afif. Beberapa ikhwan memperhatikan, mereka sedang bersih-bersih.

Pak Rahman: Nah, Afif ini kamar kamu. Anak-anak tolong kumpul dulu kesini.
Ali : Ada apa Abi?
Anto : Iya Bi, ada apa ya? Dan siapa anak yang bersama Abi ini?.
Pak Rahman : Ali, Anto ini Afif. Dia santri baru pesantren kita. Dia akan bergabung dengan kalian. Kalian bantu Afif ya!
Lintang : Pastilah Abi, sesama saudara mesti saling bantu kan!
Firman : Hai bro....!!!. senang kenal ma kamu.
Lintang : Huch, yang sopan Fir....
Firman : Nih dah sopan kok. Met gabung ya ma kita!!!
Afif : Iya, terima kasih.
Pak Rahman : Ya sudah, silahkan masuk Afif gabung dengan teman-teman kalian.
Afif : Baiklah Pak.


Babak VI
Malam harinya, saat sholat isya berjamaah, seluruh santri dan santriwati menuju ke mesjid itu, ada batasan berupa helai kain untuk akhlawat dan ikhawan untuk mecegah hal yang tidak diinginkan. Malam itu Ira, Nur, Mila, Mitha, Ayu, Rizka berjalan bersama ke mesjid.
Ayu : Nah… ni Mitha yah? saya Ayu dan Rezki.
Mitha : Iya Mitha.
Ira : Ya sudah, ayo kita ke mesjid, keburu adzan.
Mila : ya iyalah ....!!! Ayo ukhti!!!
Mitha : (wajah lain) Iya....!
Sesampai di mesjid, Mitha mencari-cari wajah Afif dia mencari carinya tapi tidak terlihat, batasan syaf membuatnya sulit menemukan wajah yang dirindukannya.
Mila : Ha yo!!! Lagi cari siapa Tha!
Mitha : Ah, tidak ada apa-apa (kaget)
Mila : Ceilah, pasti mau lihat ikhwan-ikhwan sebelah kan ayo?
Nur : Mila, Itha yuk sholat dah adzan tuh...!!!
Mereka lalu sholat berjamaah. Setelah selesai sholat mereka lalu kembali ke pondok masing-masing.
Babak VII
Di pondok Afif.
Afif : Hei, ngomong-ngomong disini sholatnya berapa kali berjamaah?
Ali : Ala…ha...Afif kamu lucu banget...!!! padtilah sholatnya 5 kali dalam Islam kan kita mesti sholat 5 kali sehari
Anto, Firman : Ha...ha...ha..., kayak tidak pernah sholat aja.
Afif : Huh..., bukan begitu maksudku. Maksudnya sholat selain sholat wajib.
Lintang : Oh..., maksudnya sholat sunnah toch. Sholat sunah juga di lakukan setiap malam, tapi biasanya yang mampu saja yang bangun sholat lail, biasanya banyak teman yang ngantuk. Tapi alhamdulillah kalau saya masih selalu menjalankan itu.
Firman : Huh...!!! sholat kan harus mesti niat ikhlas tang! Percuma kan kami ikut sholat sunnah kalau dalam keadaan ngantuk.
Lintang : Astagfirullah, tapi mesti di biasakan Firman.
Firman : Ya...ya...ya (berjalan)
Afif : (tersenyum aneh) Oh gitu yach....
Indra : memangnya kenapa Fif?
Afif : Ah tidak kok cuman nanya. Oh ya... para Santriwati juga ikut sholat Lail yah?
Indar : Iya Afif...
Sebagian besar santriwatinya juga ikut kecuali kalau lagi gak bisa.. he..he..he..
Afif : Ooh...!! (tersenyum)
Ali : Ya sudah, bobo yuk, nanti besok telat masuk kelasnya.
Afif : Oke !!!




Babak VIII
Keesokan Harinya, semua santri dan santriwati belajar di kelas masing-masing. Mereka sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.
Di kelas Mitha sedang belajar Agama. Mereka di ajari Agama oleh Umi Maryam. Beliau sangat fasih dalam bercerita. Beliau mengajarkan tentang tanda-tanda orang yang beriman pada Allah dan menceritakan tanda keimanan para Rasul dan Nabi yang mesti kita jadikan Tauladan. Semua siswa menyimak penjelasan Umi Maryam, kecuali Mitha. Dia sibuk sendiri sehingga tak mendengar teguran Umi Maryam.

Umi : Kamu kenapa melamun sendiri ?
Mitha : (gelagapan) A..nu..., oh..., Maaf Umi..., Mitha Cuma agak tidak enak badan.
Umi : Ya sudah, Mila !
Antar Mitha ke UKS !
Mila : Baik Bu...

Babak IX
Di UKS
Mila : Kamu disini ya istirahat...!
Umi Faridah : Mitha kenapa Mila ?
Mila : Kurang tau Bu, katanya tidak enak badan.
Umi Faridah : Ya sudah, baringkan saja di sini. Biar Umi periksa.
Mila : Kamu kenapa Tha ?
Mitha : Ah... tidak apa-apa, Mungkin kecapean.

Selang beberapa lama Mitha tertidur. Sejujurnya Ia kurang tidur. Dia tak terbiasa dengan sholat. Ia terbangun dan menemukan Mila yang tertidur menjaganya. Dengan hati-hati ia mengambil HP dan mengetik message untuk Afif.

Mitha : Mudah-mudahan dia baca !

Babak X
Di kelas Afif sedang belajar Matematika, diajari oleh Pak Taufiq. Semuanya serius memperhatikan. Perhatian Afif tersita dengan getar HP di sakunya. Ia tahu pasti itu dari Mitha. Ia lalu izin keluar.

Afif : Maaf Abi, boleh Afif ke kamar kecil sebentar.
Pak Taufiq : Baiklah Afif.
Afif : Syukroh...
(lalu berjalan keluar)
Ia lalu membaca pesan dari Mitha.






Afif tersenyum mambacanya dan membalasnya


Sent..


Babak XI
Malam harinya, Afif mulai menyusun rencana untuk bertemu Mitha. Ia sudah memperhitungkan. Ia akan ke Mesjid untuk sholat Lail, dan setelah itu akan bertemu Mitha. Ia pun lalu mengirimkan pesan ke Mitha. Sepertinya Mitha mengerti.
Pukul 01.00, Afif mulai terbangun.
Afif : Hei.. bangun…bangun…!!!
Katanya mau ikut sholat malam…
Ali : oh... iya... tunggu... (baru bangun)
Lintang : Iya, Ayo bangun semua Sholat..!!!
Pintu di ketuk, tampak Rahman dan Ridho, penghuni kamar sebelah membangunkan.
Ridho : Assalamu Alaikum, Ayo kita ke Mesjid sama-sama !
Rahman : Iya, Ayo bangun !
Mereka lalu siap-siap dan menuju Mesjid.
Babak XII
Begitupun Mitha. Ia dan teman-teman sekamarnya sudah siap dari tadi sampai Ami, Ifa dan Dian menyapanya.
Ami : Assalamu Alaikum ukhti, sudah siap?
Nur : Waalaikum salam, iya ini kami baru mau berangkat.
Ifa : Ayo berangkat sama-sama.
Dian : Iya, mari ukthi..
Lia : Iya, ayo ke Mesjid.
Mereka lalu berjalan ke Mesjid.

Tak terasa sholat Lail sudah selesai, dan Pak Syarif sementara berkhotbah. Afif mengirim SMS ke Mitha. Tak terasa sudah khotbah, mereka akan kembali ke kamar masing-masing.

Afif : Eh, kalian duluan ya, saya mau ke kamar kecil dulu...
Lintang : Mau kami temani ?
Afif : Ah tak usah, tak usah. Aku tau kok tempatnya.
Ali : Oke, kami duluan ya...Assalamu Alaikum.
Afif : Wa’alaikum salam.

Dengan alasan yang sama, Mitha juga demikian dan teman-temannya pun kembali ke asrama. Dia lalu menemui Afif.

Mitha : Afif... !!!
Afif : Mitha....
Mitha ingin memeluk Afif tapi ditepis Afif
Mitha : Lho...kok?
Mitha kan kangen !!!
Afif : Jangan ceroboh Mitha sayang.
( sambil memegang tangan Mitha)
Mitha : Aah...!! (Ngambek)
Afif : Jangan marah Mitha, sayang !. Gimana kalau kita melepas rindu di dalam mesjid. Orang- orang semua sudah pergi ke asramanya. Tidak ada orang.
Mitha : Ah..., Afif nakal !!!
Afif : Tapi mau kan??
Mitha : (Tersenyum) Mengangguk.
Mereka pun masuk ke mesjid, terdengar suara angin yang bertambah ribut dengan suara dua orang yang berada di dalam mesjid. Sayup- sayup suara Mitha terdengar.
Mitha : Jangan yang gituan ya sayang. Mitha lagi dapet….
Afif : Oh… iya sayang.

Sekitar 2 jam mereka berdua di mesjid dan tepat pukul 3, ia kembali ke asrama masing- masing. Takut ketahuan, mereka kembali ke kamar masing- masing.

Babak XIII

Setiap hari mereka lalui dengan senang, mereka makin sering bertemu dengan cara yang seperti itu sampai suatu malam, Afif sudah merencanakan semuanya sedemikian rupa. Ia ingin bersenang- senang dengan Mitha malam ini tapi targetnya bukan di mesjid lagi. Ia sudah memikirkan semuanya, mereka akan bertemu di UKS. Malam hari UKS kosong dan kemarin ia sudah meminta kkunci serep UKS pada penjaga pesantren Mang Udin.

Afif : Pak, minta kunci UKSnya dulu yah, Soalnya saya sering sakit kepala kalau malam.
Mang Udin : Oh yah Udah…ini kuncinya nak. Besok dikembalikan yah….
Afif : Okey Mang !

Dengan langkah santai Afif menuju ke kamar. Ia sudah tak sabar menunggu malam ini, ia pun mengirim pesan ke mitha. Malam harinya mereka lalu menjalankan rencana. Di kamar, Mitha keluar dengan beralasan hendak mengambil sesuatu. Dia hati- hati keluar. Akhirnya dia sudah di luar kamar. Mitha lega, dia berjalan hati- hati dan akhirnya sampai di depan UKS. Senyumnya mengembang ketika melihatt sosok Afif menunggunya di depan pintu.

Afif : Kok lama sih sayang?
Mitha : Maaf sayang, Mitha harus menunggu teman tidur dulu soalnya…hufft….

Belum selesai Mitha melanjutkan kata-katanya, Afif langsung memeluk dan menariknya masuk ke ruang UKS. Dia pun menutup pintu itu dan menguncinya. Jadilah malam itu malam kepuasan bagi mereka berdua. Sayup- sayup terdengar rintihan nikmat Mitha dan Afif.

Mitha : Oh…oh…sayang….!!!
Afif : Terus sayang…!!! Tubuhmu wangi.

Mereka lalu menghabiskan waktu bersama selama 3 jam. Pukul 04.00 mereka menyudahinya.
Mitha : Fif, sudah pukul 04.00
Afif : Iya, sebentar lagi subuh. Ayo, pakai pakaianmu sayang !
Mitha : ( Bangun) Aduh…sakit Fif !
Afif : Usaha sayang. Jangan sampai kita ketahuan.
Mereka pun memakai pakaian masing- masing. Mereka keluar dari UKS dengan buru- buru menuju kamar masing- masing dan tanpa sadar ada seseorang yang melihat mereka.

Babak XIX
Tak Terasa Mitha dan Afifsudah 6 bulan tinggal di asrama. Pagi itu, wajah Mitha sangat pucat, ia berbaring di kamarnya.
Ira : Mitha, kamu kenapa? Wajahmu sangat pucat.
Mitha : Tidak tau Ra, kepalaku pusing….
Nur : Ya sudah, kamu tidak usah masuk kelas dulu. Kamu istirahat saja disini yah…
Nanti aku izinin ukhti.
Mitha : Terima ksih yah…
Ira : Iya, Assalamu Alaikum
Mitha : ( Tidak menjawab).

Siang harinya saat para santriwati telah pulang dari kelasnya, Ira, Mila, dan Nur mendapati teman sekamarnya, Mitha tidak ada. Mereka panik, lalu mereka mengecek kamar mandi ternyata Mitha sedang muntah.
Mitha : (muntah)
Mila : Mit, kamu kenapa Mit….?
Mitha : (kaget) Ah, tidak apa- apa. Hanya masuk angin saja.
Ira : Oh, aku beritau Umi Kalsum yah?
Mitha : (panik) Ah, tidak usah… saya sudah makan kok.
Nur : Tapi kan….?
Mitha : Sudah ! aku mau istirahat dulu yah, badanku sakit.
Nur : Ya sudah Mil, antar Mitha ke tempat tadinya….!
Mila : Okey….!!

Tiba saatnya hari sabtu, pada akhir bulan di pesantren, santri dan santriwati diperbolehkan pulang. Banyak santri & santriwati yang pulang tapi beberapa santri & santriwati yang rumahnya lumayan jauh lebih memilih tinggal di pesantren.
Teman- teman sekamar Mitha yaitu Mila, Ira, & Nur pulang sehingga hanya Mitha sendiri di kamar. Sabtu itu Mitha berencana keluar. Ia ingin ke Apotik, ia mau membeli Tespack. Dia curiga penyebab dia sering mual belakangan ini karena…
Mitha lalu ke ruang guru. Disana dia bertemu Umi Fatimah tapi dia tidak melihat seorang guru lainnya.

Mitha : Assalamu Alaikum
Umi Fatimah : Walaikum salam.
Mitha : Umi, Mitha hendak izin dulu, ada yang mau Mitha beli diluar.
Umi Fatimah : Iya, hati- hati Mitha.
Mitha : Terima kaih Umi, Assalamu alaikum.
Umi Fatimah : Walaikum salam.

Babak XX
Sesampainya di apotik.

Mitha : Maaf, pak mau beli tes kehamilan.
Penjaga toko : ( melihat Mitha dengan pandangan bingung )
Mitha : ( Risih & malu) Buat tante saya.
Penjaga toko : (tersentak) oh, iya…Ini, harganya Rp. 20.000
Mitha : Ini uangnya…Terima kasih.
Penjaga took : Sama-sama…

Babak XXI
Mitha bergegas ke kamar, ia lalu menuju ke kamar mandi dan menggunakan tespack.
Mitha : Ya Tuhan…hasilnya positif.
(terduduk lemas & menangis)

Dia lalu mengambil Hpnya & menulis pesan untuk afif




Di tempat lain, Afif sedang duduk bercanda dengan teman- temannya, ketika Hpnya bergetar dia membaca pesan, seketika raut wajahnya berubah.
Firman : ( wajah enteng) Wajahmu kenapa Fif….???
Afif : Ah…(pucat) tidak apa- apa. Saya duluan ke kamar yach !

Diam- diam mereka bertemu di belakang kelas, Mitha sudah menunggu ketika Afif mengirim pesan untuknya .

Mitha : ( Menangis…)
Afif : Mitha…!!!
Mitha : Afif…(Nangis)
Mitha takut….
Afif : Tenang, Mitha !.
Aku sudah memikirkan jalan keluar untuk masalah ini
Mitha : Apa?
Afif : Gugurkan kandunganmu, Mitha !!!
Mitha : Apa ?? itukan dosa, Fif?
Afif : Apa boleh buat Mitha, kita sudah berbuat dosa sebelum ini.
Mitha : Tapi….
Afif : Mitha, kita harus tau ini semua kita yang inginkan.
Andaisaja orang tua kita merestui hubungan kita, mungkin kita tak akan mengambil jalan ini, menginjak pondok pesantren ini.
Ingat Mitha. Kita sepakat masuk pesantren ini supaya kita bebas bertemu. Tidak dikurung oleh kedua orang tua kita.
Untung saja orang tua kita belum mengetahui kita sekolah di pesantren yang sama.
Mitha : ( Menangis). Tapi Fif, Mitha takut….
Afif : Sudahlah Mitha, aku pasti bertanggung jawab. Tapi bukan sekarang. Sekarang gugurkan saja kandunganmuitu. Kamu mengerti kan sayang?
Mitha : ( Menangis sambil mengangguk). Baiklah Afif, aku akan lakukan semua itu.

Malam harinya, Mitha sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Dia akan menggugurkan kandungannya dengan ramuan yang dia tau dari seseorang. Mitha berencana akan meminumnya besok siang di WC/ kamar mandi.
Pagi harinya ketika siang hari, makan siang Mitha meminum ramuan itu, targetnya sekitar setengah jam setelah minum ramuan itu akan bereaksi.
Tapi baru saja ia selesai meminumnya, salah seorang temannya datang yaitu Mila.

Mila : Tha, sekarang masuk kelas. Katanya dipercepat karena sebentar Umi Rizki ada keperluan.
Mitha : Tapi…??!!
Mila : Tidak ada tapi- tapian. Sekarang, ayo !!

Di kelas pelajaran sudah berlangsung sekitar 15 menit. Mitha merasakan perutnya mulai sakit dan kepalanya terasa pusing…

Mitha : Aduh…uh….( Merintih)

Lama kelamaan suaranya makin keras.
Mitha : Oh…Aduh, perutku, Ahhh….!!!
Yuni : Umi !
Mitha kesakitan…!!
Umi Riski : Mitha !!!
Dian : Astagfirullah…ada darah keluar dari pangkal pahanya umi !!!

Anak-anak ricuh semua pergi ke tempat mitha

Umi rizki : Astagfirullah, Mitha pendarahan !!
Mitha : Akhh…ah….!!
Tolong !!!
Perutku sakit….!!!
Umi Rizki : Lidya, temui Umi Kalsum suruh panggil Dokter.
Ifa panggil Umi Fatimah kesini.
Ifa : Baik Umi…!
Mila : Duh, Mit…kamu kenapa sich?
( Memegang kepalanya…)
Mitha : akhh….!! ( Pingsan)

Mitha terbangun, lalu terlihat samar- samar ruangan yang ia tempati. Ini ruangan waktu ia menghabiskan malam berdua dengan Afif. Dia melihat ke kanan, dia melihat orang tuanya. Terlihat ayahnya dan ibu yang menangis di sampingnya

Mitha : ( Mencoba bangun ) Aduh…!!
Ibu Mitha : Mitha ( menangis )
Bagaimana keadaan kamu nak ??
Mitha : ( Menangis ) Maafkan mitha bu !!
Mitha : ( menoleh ke ayahnya ) Ayah…Mitha Minta Maaf.
Ayah : ( Pandangan tajam ) Siapa yang melakukan itu padamu Mitha !!
Siapa !! Dasar, Bikin malu !
Ibu : ( Menahan ayah ) Sudahlah ayah ! jangan marahi Mitha. Dia hampir kehilangan nyawanya yah….
Mitha : Ma…afkan Mitha ayah.
Ibu : Mitha sayang…Beritahu ibu, siapa yang melakukan semua itu?!
Mitha : Dia….

Tiba-tiba seseorang masuk ke ruang itu.

Firman : Yang melakukan semua itu adalah Afif !
Ibu : Kamu siapa?
Mitha : Lho…Kak Firman??
Firman : Ya, saya Firman. Kenapa? Kamu kaget Ta?
Aku adalah Firman, orang yang kau sakiti dulu, karena kamu tidak mau menerimaku. Aku sakit Ta…!! Aku masuk pesantren ini supaya bisa lebih baik. Tapi ternyata disini aku menemukan kenyataan yang benar- benar tak bisa aku bayangkan….!!
Ayah : Tunggu, afif ??
Afif, anak Pak Wardhana yang sombong itu? Kurang ajar!!
Ibu : Sabar pak, tolong sabar….
Ayah : Ayo bu, kita ke ruang kepala sekolah !.

Ayah & Ibu Mitha pergi ke Kantor
Mitha : Maafin saya kak….
Firman : Sudahlah Mit. Aku sudah tak marah padamu, kamu urus saja sekarang dirimu. Aku tak menyangka Afif bisa berbuat sekeji itu !!
Mitha : Ini bukan salah afif, Man….
Firman : Ah, sudahlah. Itu urusan kalian, aku sudah tak mau ikut campur. Pesanku : jaga dirimu baik- baik dan jangan cepat percaya sama seseorang. Aku sudah memaafkanmu Mit.

Firman pun keluar…
Mitha : ( menangis ) Terima kasih. Fir…man….!!

Dikantor
Ayah : Jadi begitu bu, ceritanya !
Umi Fatimah : Umi Rita, tolong ke pondok santri dan cari yang bernama Afif.
Beberapa lama kemudian Afif datang & Ayah Mitha langsung marah.
Ayah : Dasar kurang ajar kamu !!!
Umi farida : Tolong tenang pak.
Ibu : Sabar pak !
Umi Fatimah : Umi Farida, tolong telefon orang tua Afif & suruh mereka datang ke sekolah ini.

Tidak lama kemudian orang tua Afif datang.
Ayah Afif : Assalamu alaikum, bu….
Ini ada apa?
Ayah Mitha : ( geram ) ada apa!! Coba kau Tanya anakmu !!

Ayah Afif : Lho, Pak Permadi ada apa?
Kenapa bapak juga disini?
Ayah afif : Ada apa Afif?
Afif : Maaf Yah…
Umi : Silahkan duduk pak, kita bicarakan baik- baik.
Pak rahman : Iya, Tenang pak !

Mereka lalu berbicara tenang dan baik- baik untuk mencari jalan keluar yang tepat. Dan akhirnya selang waktu sejam mereka mulai mendapat jalan keluar. Mitha & Afif berhenti sekolah. Mereka akan dinikahkan karena dalam islam itu sudah menjadi aib.
Sore itu pun mereka siap- siap pulang. Mitha dibawa oleh ibunya. Ira, Mila, & Nur menemui Mitha.

Ira : Sedih ya, Mitha cepat banget perginya.
Mitha : Jangan sedih. Mitha harus pergi, Mitha sudah buat malu pesantren ini sebaiknya Mitha pergi.
Nur : Jaga diri baik- baik yah ukhti.
Mitha : Iya, terima kasih Nur.
Mila : (Nangis) Lho, Mitha kok pergi sich? Mila tidak rela.
Mitha : Sudahlah Mila, saya juga mau ucapkan terima kasih pada kalian semua. Mitha sayang kalian.

Mitha pun pergi, dia pergi bersama keluarga Afif. Afif juga telah pamit kepada teman-temannya. Mereka akan menikah, inilah jalan yang terbaik !.




*SELESAI*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LOVE